Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.
Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki
pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur
tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala
kreativitas.
download puisinya di samping >>http://viwright.com/7Vpm
Sakitnya Sebuah Rahasia
Pernahkah merasa mulut terbungkam,
Namun hati berteriak lantang?
Pernahkah merasa cinta meluap,
Namun tak bisa terungkapkan?
Sesak dada bak air laut tersumbat karang
‘Tuk bernafas pun butuh ruang lapang
Tak sekalipun bibir tersenyum girang
Tiada daya menari pun berdendang
Sakit pertama reaksi alamiah
Berhadapan dengannya terasa gerah
Sekelumit riang hanya falsafah
Hendak bicara, pipi memerah
Mengagumi laksana membenci
Suasana biasa berubah misteri
Melepas pandang seperti mencuri
Berperang hati dan harga diri
Sakit kedua lebih menghancurkan
Saat nyata pecundangi angan
Hempaskan mimpi dan lamunan
Merangsek hati jadi kepingan
Dia berjalan tak sendirian
Bersua cinta bergandeng tangan
Bersama pujaan di persinggahan
Kau tatap nanar dari kejauhan
Sungguh,
Hanya selaput tipis menjarak rintang
Antara cinta dan kebencian
Mampukah kau memberi ruang
Bagi hatimu agar terdamaikan?
Sakitnya Sebuah Rahasia
Pernahkah merasa mulut terbungkam,
Namun hati berteriak lantang?
Pernahkah merasa cinta meluap,
Namun tak bisa terungkapkan?
Sesak dada bak air laut tersumbat karang
‘Tuk bernafas pun butuh ruang lapang
Tak sekalipun bibir tersenyum girang
Tiada daya menari pun berdendang
Sakit pertama reaksi alamiah
Berhadapan dengannya terasa gerah
Sekelumit riang hanya falsafah
Hendak bicara, pipi memerah
Mengagumi laksana membenci
Suasana biasa berubah misteri
Melepas pandang seperti mencuri
Berperang hati dan harga diri
Sakit kedua lebih menghancurkan
Saat nyata pecundangi angan
Hempaskan mimpi dan lamunan
Merangsek hati jadi kepingan
Dia berjalan tak sendirian
Bersua cinta bergandeng tangan
Bersama pujaan di persinggahan
Kau tatap nanar dari kejauhan
Sungguh,
Hanya selaput tipis menjarak rintang
Antara cinta dan kebencian
Mampukah kau memberi ruang
Bagi hatimu agar terdamaikan?
No comments:
Post a Comment